Teacher's diary (Miskonsepsi manajemen kelas)
Hallo rekan-rekan merdeka. Bersua kembali dalam catatan ku yang keempat masih dalam tantangan 70 days writing challenge. Hari ini aku mau berbagi tentang miskonsepsi manajemen kelas ni.
Kita mulai dengan pengertian manajemen kelas. Dari dosen pendidikan.co.id aku mendapatkan pengertian bahwa manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan dengan segenap sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kalau saya simpulkan, manajemen kelas artinya cara guru untuk membuat kelas dapat berjalan dengan tertib dan teratur.
Ada beberapa miskonsepsi manajemen kelas yang terjadi. Guru beranggapan bahwa kelas yang baik adalah kelas yang sepi dan diam. Sayapun tadinya berpikir demikian. Berusaha mengaplikasikan berbagai cara agar kelas sepi dan diam. Padahal kelas dinamis pun tidak masalah asal apa yang murid katakan atau keberisikan yang terjadi adalah bagian dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Miskonsepsi yang kedua adalah penataan ruang kelas yang menetap. Guru sebaiknya merubah posisi duduk siswa perminggu misalnya agar setiap siswa mengalami pengalaman belajar yang berbeda.
Guru mewajibkan semua murid patuh dan taat dengan aturan kelas. Aturan kelas biasanya dibuat searah oleh guru tanpa menanyakan pendapat siswa. Sebaiknya guru membuat kesepakatan kelas dengan siswa agar kesepakatan itu dimengerti dan memang dijalankan karena siswa tahu apa akibatnya bila kesepakatan itu tidak dijalankan.
Miskonsepsi yang keempat adalah guru mengajar dengan searah. Berapa banyak dari para guru sekalian yang cape 'ngoceh' dari awal sampai akhir pelajaran? Guru sebaiknya menjadi fasilitator kegiatan belajar bukan hanya menjadi sumber belajar.
Selanjutnya lingkungan dibuat kompetitif antar siswa. Guru membanggakan siswa dengan nilai bagus dan memarahi murid yang nilainya kurang baik. Guru sebaiknya membuat siswa berkolaborasi dan hindari membanding-bandingkan siswa.
Miskonsepsi yang terakhir adalah manajemen kelas dengan hadiah dan hukuman. Hal ini paling sering terjadi. Guru berharap dengan memberikan hadiah dan hukuman maka siswa menjadi menurut. Alangkah baiknya bahawa setiap tindakan yang murid ambil adalah karena mereka telah memahami tanggung jawabnya bukan karena takut karena hukuman ataupun karena ingin dapat hadiah.
Saat awal saya mendapat materi ini di platform sekolah.mu saya merasa tertampar. Namun saya ingin terus berkembang dan membawa perubahan yang baik bagi siswa saya.
Salam merdeka belajar!
Comments
Post a Comment
Thank you for your visit.