Teacher's diary (Disiplin positif)
Salam jumpa rekan-rekan merdeka. Hari ini saya masih lanjut dengan 70 days writing challenge. Tak terasa sudah masuk ke tulisan ke lima saya. Rekan-rekan sudah baca belum ni tulisan saya sebelumnya? Di tulisan saya sebelumnya, saya sudah membagikan tiga prinsip merdeka belajar, tiga jenis assessment dan juga miskonsepsi manajemen kelas. Ada baiknya rekan-rekan merdeka baca tiga artikel tersebut sebelum membaca tulisan saya yang kelima ini. Tapi kalau tidak sabar mulai membaca artikel ini ya tidak mengapa. Cuz....
Rekan-rekan merdeka pasti sudah sering mendengar kata disiplin. Kebanyakan kita mengasosiasikan disiplin dengan hukuman. Kita berpikir supaya murid disiplin maka kita memberi hukuman bagi murid yang melakukan kesalahan. Mari kita bandingkan perbedaan disiplin dengan hukuman. Disiplin memberikan murid alternatif yang bersifat positif sedangkan hukuman memberi tahu murid apa yang tidak boleh dilakukan tanpa menjelaskan mengapa. Murid lebih baik diberikan pilihan sebelum mengambil keputusan. Misalnya pada murid yang terlihat malas-malasan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, guru dapat memberikan pilihan apakah murid ingin menyelesaikan tugas tersebut saat ini dan dapat bebas bermain di rumah karena tugas tersebut tidak menjadi pekerjaan rumah atau murid tersebut dapat menjadikan nya sebagai pekerjaan rumah. Dari dua pilihan tersebut hasilnya tetap positif karena pada akhirnya murid tetap mengumpulkan tugas. Dari pengalaman saya, murid akan lebih memilih menyelesaikan tugasnya saat itu karena tidak ingin dibebani pekerjaan rumah.
Perbedaan kedua disiplin mengajarkan murid untuk memahami alasan dari sebuah aturan sehingga mereka bisa menginternalisasi secara sadar sedangkan hukuman mengajarkan murid untuk mengikuti aturan karena takut dihukum, tidak memahami mengapa sebuah perilaku boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Perbedaan ketiga, disiplin fokus pada perilaku murid dibandingkan kepribadian mereka sedangkan hukuman mengkritik kepribadian murid dibandingkan menanggapi perilaku nya. Misalnya Mawar sering telat mengumpulkan tugas, guru harus menekankan bahwa perilaku telatnya yang jangan diikuti bukan menekankan nama Mawar. Hindari mengatakan:"Jangan seperti Mawar ya telat terus mengumpulkan tugas." Sebaiknya cukup mengatakan:"Anak-anak mohon selalu tepat waktu ya dalam mengumpulkan tugas."
Perbedaan ke empat, disiplin menerima kesalahan atau pelanggaran sebagai kesempatan untuk belajar sedangkan hukuman memandang kesalahan atau pelanggaran sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima. Memaksa murid untuk patuh apa yang orang dewasa katakan dengan pemahaman mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Disiplin positif baik untuk murid karena dapat membantu murid:
1. Merasakan koneksi
2. Saling menghargai dan mendorong
3. Efektif dalam jangka lama
4. Mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting
5. Membantu murid untuk menemukan seberapa mampu mereka.
(Sumber:sekolah.mu)
Semoga rekan-rekan merdeka semakin bersemangat menerapkan disiplin positif ya.
Salam merdeka!
Mantap
ReplyDeleteMengalir Bun, tulisannya punya nilai plus plus
ReplyDeleteKeren...tulisannya sangat menginspirasi sekali
ReplyDeleteKeren...tulisannya semangat untuk berbagi pengalaman. Salam sehat dan sukses
ReplyDeleteBahagia nih bacaan 👍
ReplyDeleteSemangat....
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung.
ReplyDeleteBetul sekali bu budaya positif harus dikembangkan agar menjadi nafas pendidikan
ReplyDelete