Mama ku, malaikat ku

Hari ini tanggal 9 Mei tahun 2022 saya mulai menulis lagi. Ada beberapa alasan mengapa saya mulai menulis lagi. Salah satunya adalah tantangan menulis satu artikel selama 70 hari. Isi artikel atau tulisan berhubungan dengan kejadian sehari-hari yang mengena di hati. Tantangan ini datang dari komunitas menulis yang saya ikuti. Saya diundang oleh Bapak Dail, kawan saya di program PPG. Seharusnya tulisan pertama saya dimulai hari Minggu kemarin namun tiada waktu saya menuliskannya. Malam ini saya memaksa diri saya menulis karena sedang ramai peringatan hari ibu. Bukannya hari ibu itu tanggal 22 Desember, pikirku. Hari ibu apa hari ini? Ternyata hari ibu di Amerika diperingati pada hari ini tanggal 9 Mei. Saya ingin mendedikasikan tulisan ku ini untuk ibuku terkasih, Kristin Adiana.

Mama….demikianlah aku memanggil mu. Aku sungguh ingin menyampaikan isi hatiku kepada mama melalui tulisan ini. Aku bingung mau mulai dari mana untuk menyebutkan segala kebaikanmu ma. Aku telah mama lahirkan pada tanggal 24 Oktober 1984 di bidan, mama bilang dan saat itu mama masih menetap bersama mertua (Oma ku he he). Mama yang harus bekerja masih menyempatkan diri mencuci baju yang kala itu masih manual sebab belum ada mesin cuci. Untungnya papa ku pun ikut membantu. Saat aku mulai usia taman kanak-kanak seringlah kita berpindah rumah sampai akhirnya kita menetap di Reni Jaya mulai tahun 1990. Semua sangat penuh kenangan dimana kita sering berlibur bersama dan menikmati jalan-jalan.

Tahun 1997 saat krisis moneter datang dan mama terpaksa memilih pensiun dini dari tempat mama bekerja setelah berdiskusi dengan kami, anak-anak mama, mama beralih menjadi IRT. Beberapa tahun kemudian datanglah kesempatan menjadi guru di sebuah TK kecil. Tak pernah ku lihat sekalipun mama mengeluh untuk setiap kesulitan yang dihadapinya. Mama adalah mama yang sabar dan tak pernah sekalipun marah kepada kami. Mama tidak pernah menuntut nilai yang sempurna dalam pelajaran kami di sekolah dan selalu mengajak kami ngobrol setiap hari. Setiap hari yang kata orang sulit menjadi ringan karena mama membuat kami nyaman. 

Waktu berjalan hingga akhirnya aku menikah dan memiliki anak. Mama memilih resign dari sekolah tempat mama mengajar dan membantu ku menjaga anak ku. Puncak kasih mu yang tiada batas adalah saat aku kehilangan suami ku dan mama lah yang memberi aku kekuatan dan meyakinkan aku bahwa ini adalah yang terbaik, rencana yang KUASA. Tak perlu kuatir akan masa depan, kata mama. Aku bisa melewati hari-hari ini karena mama. Mohon maaf kalau aku belum bisa membahagiakan mama. Aku berharap bisa memberikan liburan yang menyenangkan untuk mama nanti. Terima kasih ma untuk selalu ada disampingku di saat senang dan sedih. Doa ku untuk mama agar selalu sehat dan bahagia. Selamat hari ibu juga untuk para ibu di dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Teacher's diary (5M)

Integrasi teknologi dalam pembelajaran

Teacher's diary (Kode etik)